Komodo di Pulau Rinca |
Labuan Bajo, Siapa sih yang tidak tahu dengan destinasi yang hits satu ini. Kata pertama yang terlintas di kepala apalagi kalau bukan Komodo. Yeah, finally i did it gengs. Ini adalah bucket list yang sudah lama ku idam-idamkan. Nama Labuan Bajo memiliki arti tempat berlabuh yang diambil dari kata
Labuan dan Suku Bajo yang diambil dari kata Bajo. Suku Bajo sendiri
sebenarnya merupakan suku yang berasal dari Sulawesi yang bermukim di
pesisir barat Flores, Nusa Tenggara Timur. Namun sekarang mereka hidup berdampingan dengan warga asli Flores. Saat ini, wilayah tersebut sudah dikembangkan
menjadi Kota Labuan Bajo.
Kurang lebih 1jam perjalanan dari Lombok ke Labuan Bajo, pesawat mendarat mulus di bandara komodo. Aku dan Filipe sangat excited untuk segera menjelajah keindahan pulau ini. Tak lama setelah menunggu bagasi, kami segera keluar dan disambut oleh taksi lokal. Rata-rata mereka menawarkan jasa Rp.50.000 untuk ke kota. Nah, disini kalian harus tawar lagi guys, karena sebenarnya jarak kota dan bandaranya sangat dekat. Filipe menyerahkan urusan tawar menawar kepadaku. So dengan pede aku menawar Rp.40.000 yang tentu saja langsung disetujui oleh driver. Aku yang cukup heran melirik ke Filipe yang nampaknya Oke-oke saja.
Tau kenapa gengs? jarak bandara ke hotel ternyata sangat dekat. Bahkan roomate baru kita ternyata memilih berjalan kaki ke Kota karena saking dekatnya haha. Yah kita pikir tidak apa-apalah. Disini kami menginap di The Palm Komodo kamar bunk bed seharga Rp.170.000/malam sudah include sarapan ya gengs.
Kelar Check-in, kami mengobrol dengan receptionis yang sangat ramah. Resepsionisnya memberikan informasi dimana kami bisa menyewa sepeda motor, booking untuk sailing trip dan spot wisata di dekat hostel. Singkat cerita, setelah menyewa motor kami mulai mengelilingi pulau kecil ini. Ini dia spot pertama yang kami datangi di Labuan Bajo.
Bukit ini terletak tidak jauh dari hostel kurang lebih 4,2 km jarak yang kami tempuh. Kurang dari 10 menit kami sudah sampai disini. Oya gengs, karena jalan di Bajo ini cuma ini satu arah jadi kalian tidak perlu khawatir nyasar. Menurut warga lokal, bukit ini dinamakan Amelia karena bukit ini kepemilikannya masih sama dengan
pemilik dari Villa Amelia yang letaknya tidak jauh dari bukit tersebut.
Namun bukit ini bebas dikunjungi oleh siapa aja.
Untuk sampai kepuncak Bukit Amelia, kami harus trekking lebih dulu. Dari atas bukit kita bisa menikmati
keindahan gugusan perbukitan Labuan Bajo bagian utara dari ketinggian. Trekkingnya tidak terlalu jauh namun kita harus cukup berhati-hati karena kemiringan bukit
ini terbilang curam. Meskipun begitu bukit ini tetap aman untuk didaki. Saat sampai di atas hanya ada satu pengunjung saja siang itu. Mungkin karena tengah hari jadi kami leluasa untuk mengambil gambar.
Bukit Silvia
Bukit satu ini kami singgahi secara tidak sengaja. Selepas mendaki bukit Amelia, kami memutuskan pulang, namun dalam perjalanan kami melihat ada beberapa kendaraan yang stop di spot ini. Lokasi bukit Silvia hanya berjarak 200 meter saja dari Bukit Amelia. Dinamakan
Bukit Silvia karena bukit ini dekat dengan Resort Silvia yang berada di
kaki bukit. Nah, disini juga kita harus sedikit mendaki namun tidak semiring dan lumayan mudah seperti di Bukit Amelia. View yang ditawarkan dari atas ini juga tidak kalah cantik kok. Kita bisa melihat sisi lain dari gugusan pulau Labuan Bajo dari sini.
Nah spot ini awalnya kami kira adalah bukit Amelia gengs, wajar sih bingung. Karena di area ini terdapat banyak perbukitan. Jadilah kita stop dan trekking sebentar.
So, usai menjelajah daerah sekitar hostel, kami kembali ke kota, kali ini kami mencari paket tour untuk ke Pulau Komodo. Buat kalian yang datang on the spot, dan belum booking trip dari agen manapun. So here sedikit tips dari aku ya, karena jujur saja saat memutuskan untuk booking on the spot kalian pasti akan bingung. Sepanjang jalan terdapat puluhan lapak agen-agen tour lokal yang menawarkan paket tour Komodo. Harga dan spot yang ditawarkan pun rata-rata sama. Nah di sini kalian harus pintar dalam memilih dan memutuskan. Karena sedari awal kami memang berniat mencari Sailing trip, kami cukup kesulitan mencari agen yang menjual paket sailing 3 hari 2 malam. Agen lokal hanya menjual paket 1 day tour atau 2 hari 1 malam. Nah kebanyakan orang akan mengambil day tour, lalu mencoba day tour lagi keesokan harinya dengan spot berbeda.
Harga yang ditawarkan untuk day tour mulai dari Rp.500.000 sampai Rp.800.000/hari. Harga di atas belum termasuk biaya masuk Pulau Komodo dan Pulau Padar ya guys. Untuk Lokal harga masuk pulau adalah sebesar Rp. 250.000 dan Asing Rp. 500.000.
Pencarian tour sailing komodo ini tidaklah mudah guys. Well di detik-detik akhir pukul 8 malam, aku dan Filipe melakukan deal dengan agen tour. Paket yang saya bayar Rp. 2.250.000/3hari2malam. Well, usai transaksi, kamipun segera pulang untuk beristirahat agar fit.
Sailing Trip 25-27 Jan 2019
Day 1
Pagi itu usai sarapan, aku dan Filipe di jemput oleh driver menuju ke pelabuhan untuk berangkat sailing trip. Di dalam mobil sudah terdapat 2 orang peserta tour lain yang belum kami kenal. Setelah menunggu peserta lengkap akhirnya kami satu-persatu menaiki boat menuju ke kapal yang akan menjadi basecamp 3 hari kedepan.
Kelor Island
Pulau ini adalah spot pertama yang kami singgahi dalam rangkaian tour ini gengs. Para penghuni kapal nampak bersemangat turun untuk segera menjajal bukit cantik ini. Di sini kalian akan di tantang untuk trekking, nah trekking disini tidaklah mudah dan cukup membuat nafas tak beraturan. . Meski kelihatannya cuma bukit kecil dan pendek, tapi jangan kira
bukit ini mudah untuk didaki.
Jalur trekking ini cukup extreme, jangan bayangkan ada tangga yang nyaman. No, kalian benar-benar trekking jalan terjal, curam dan tidak ada pegangan satu pun. Tapi
guys tenang, semua effort yang kalian keluarkan bakal terbayar ketika kalian melihat view dari puncak
bukit. Langit biru, lautan luas, hamparan pulau di depan mata siap
memanjakanmu. Yakin deh, dalam sekejap rasa capek kalian bakal hilang.
So, ini dia gengs hasil hunting photo dari Bukit Kelor. Spot ini rame ya, jadi kalian harus antri terlebih dahulu. well, ini dia travelmate aku kali ini Filipe, seorang traveler yang berasal dari Perancis
Pulau Manjarite
Unik kan namanya? yaps ini dia spot ke2 hari itu sekaligus spot pertama snorkeling kami.
Pulau Manjarite memiliki dermaga yang sangat panjang sehingga memudahkan kapal
untuk bersandar. Pelabuhannya yang dikelilingi bukit dan agak
tersembunyi, membuat arusnya tidak terlalu deras. Usai hunting photo, kami pun bersama-sama snorkeling dan menghabiskan waktu cukup lama di sini. Snorkeling di sini tidak terlalu mengecewakan karena kami bisa lihat ikan-ikan dan coral cantik dibawah air.
Kalong Island
Pulau Kalong terletak di antara gugusan pulau pulau kecil di kawasan
Taman Nasional Komodo, Pulau Kalong merupakan tempat bersarang jutaan
kelelawar dengan berbagai ukuran. Nah, di pulau inilah tempat kapal kami bersandar gengs. Ombaknya yang tidak terlalu kencang sehingga membuat kami beristirahat cukup.
Pulau Kalong ini menjadi salah satu tujuan wisatawan yang
mengikuti sailing trip untuk melihat ribuan kawanan kelelawar yang beranjak keluar saat menjelang malam. Sore itu cukup banyak kapal yang merapat kesini untuk menyaksikan ribuan hewan hitam kecil terbang sambil mengeluarkan suara-suaranya yang gemuruh
menuju arah Labuan Bajo dan sekitarnya.
Menunggu senja di Pulau Kalong |
Kelalawar mulai memenuhi langit meninggalkan habitatnya untuk menuju ke area Labuan Bajo dan sekitarnya. Fenomena ini terjadi di setiap sore dan tidak mengenal musim. Entah hujan atau panas, kalian akan tetap bisa menyaksikan momen ini.
Day 2 Rinca Island
Usai sarapan, kapal kami pun beranjak meninggalkan Pulau Kalong menuju ke Pulau Rinca. Pulau ini adalah kawasan habitat Komodo terbesar kedua dan masuk dalam Taman Nasional Komodo. So gengs kalau kalian tahunya Pulau Komodo adalah tempat dimana kalian akan menemukan Komodo, kalian ga salah kok. Tapi Pulau Rinca memegang status sebagai
pulau dengan habitat komodo terbanyak. Ada sekitar 1400-an ekor Komodo
bertahan hidup di pulau yang memiliki luas 198 km persegi ini.
Nah begitu tiba di Pulau Rinca, kalian akan disambut oleh patung Komodo yang tingginya sekitar 3 meter dan terletak di dekat gerbang dermaga. Sebelum sampai di Pulau, kami terlebih dahulu menerima Briefing singkat dari tourguide. So, intinya kita harus waspada dan menjaga jarak begitu melihat Komodo. Begitu
masuk gerbang utama, kami melihat beberapa komodo liar sedang berjemur.
Kadal liar ini hidup bebas di Pulau Rinca, jadi bagi para pengunjung seharusnya tidak
sembarangan disini. Jika kalian ada dalam group tour, jangan sekali-sekali memisahkan diri dari rombongan. Walaupun di pulau ini ada beberapa penjaga taman dan mereka memantau
hewan-hewan ini secara profesional. Who knows kan kalo lagi apes, mau holiday malah di terkam komodo :(
Fyi, ketika sampai di sini sebenarnya saya sedang haid hari pertama. Hal ini segera saya beritahu kepada guide dan juga Ranger yang berjaga. Hal ini wajib kalian lakukan ya khusus buat para traveler cewek. Nah saya jadi berani, karena guide dan Ranger meyakinkan kalau saya bisa dan aman untuk bertemu Komodo. Fyi gengs Komodo ini memiliki penciuman yang tajam yah.
Saat pengambilan photo ini jarak antara Komodo dan akunya lumayan jauh dan ada 2 ranger yang berjaga didekat kami. Hasil photo yang perfecto numero uno ini adalah hasil karya pengambilan angle photo yang mantap haha.
Saat pengambilan photo ini jarak antara Komodo dan akunya lumayan jauh dan ada 2 ranger yang berjaga didekat kami. Hasil photo yang perfecto numero uno ini adalah hasil karya pengambilan angle photo yang mantap haha.
Usai bertemu dan hunting photo bersama Komodo, kami dibawa oleh ranger untuk trekking melihat keindahan Pulau Rinca. Nah dalam perjalanan inilah kami dibawah melewati sarang tempat komodo betina bertelur. Ngeri-ngeri gengs karena ternyata Komodo ini hewan kanibal. Menurut keterangan dari Ranger, Telurnya ini di taruh dalam sebuah lobang yang menjadi sarang. nah di sekitar lobang ini terdapat lubang-lubang lain sebagai kamuflase. Hal ini untuk melindungi telur dari komodo lain dan hewan lainnya. But, kalian jangan mengira ini adalah bentuk kasih sayang sang induk ya. Karena, upaya ini dilakukan agar nanti ketika telur menetas, induknya bisa memakan anak-anaknya. Jadi, seperti menyiapkan makanan yah. Sadis kan? jadi Komodo dari kecil sudah harus bertahan hidup. They dont have a family.
So gengs, view dari atas Pulau Rinca ini sangat bagus dan cantik. Terutama jika cuaca sedang cerah, make sure kalian bawa atribut seperti topi, selendang atau properti lainnya biar hunting photo kalian makin bagus. Gimana tertarik datang kesini?Pink Beach
Lagi-lagi karena faktor cuaca, setelah batal mengunjungi Pulau Padar. Kami juga terpaksa batal mengunjungi Pink beach yang terkenal itu gengs. Eits jangan sedih, menurut penuturan guide kami, ternyata ada beberapa pink beach di wilayah ini. So ini adalah salah satu dari sekian pink beach yang ada.
Siang itu suasana di Pink beach ini cukup sepi. Cuma ada satu kapal selain kapal kami yang berlabuh di pulau kecil ini. Semua cukup bersemangat turun untuk melihat pasir pink cantik di bibir pantai. Tak ketinggalan kami juga sempat mengadakan sesi photo bergilir di pantai ini.
Pasir di pantai ini harus aku akui benar-benar berwarna pink, warnanya bahkan bisa dilihat dari kejauhan. Berbeda dengan pink beach yang aku dan Felipe kunjungi saat di Lombok minggu lalu.
Fyi, alasan kenapa pasir di pantai ini bisa berwarna dibanding pasir di pantai pada umumnya?
Jawabannya ada di benda kecil berwarna merah yang aku pegang. Yaps, itu adalah terumbu karang berwarna merah. Terumbu karang inilah yang mempengaruhi warna pasir di pantai ini. Terumbu karang yang rusak akan naik terbawa oleh ombak akan hancur dan menghasilkan warna merah pada pasir. Well, keindahan alam ini harus kita jaga, jangan sekali-kali kalian mengambil pasirnya untuk ditaroh di botol lalu kalian bawa pulang. Sedihkan kalau lama-lama pasir di pulau ini habis.
Day 3
Kanawa Island
Hari terakhir sailing komodo menyisakan sedikit kekecewaan. Ada banyak spot yang kami lewatkan. Bukan hanya Pulau Padar, kami juga melewatlan spot lain seperti Gili Lawa, Taka Makasar, dan Manta Point. Pagi-pagi sekali kami menikmati sarapan di temani oleh gerimis menambah muram di wajah kami. Hujan sedikit reda saat kami dalam perjalanan menuju titik terakhir sebelum kembali ke Labuan Bajo.
Lautan biru bening menyapa kami yang cukup murung sebab pagi itu kami lalui dengan gerimis kecil. Alhasil langit cerah yang kami harapkan hari itu tidak datang. Tidak lama, dikejauhan kami melihat sebuah jembatan panjang tak jauh dari kapal kami, disana juga terdapat beberap kapal yang telah lebih dulu mendarat. Yah ini adalah titik akhir perjalanan kami gengs, Pulau Kanawa.
Lautan biru bening menyapa kami yang cukup murung sebab pagi itu kami lalui dengan gerimis kecil. Alhasil langit cerah yang kami harapkan hari itu tidak datang. Tidak lama, dikejauhan kami melihat sebuah jembatan panjang tak jauh dari kapal kami, disana juga terdapat beberap kapal yang telah lebih dulu mendarat. Yah ini adalah titik akhir perjalanan kami gengs, Pulau Kanawa.
Pulau Kanawa memiliki luas 32 hektar memiliki pemandangan
alam yang sangat menawan. Tak jauh dari dermaga nampak sebuah pos kecil dibangun. Nampaknya kita harus meminta izin terlebih dahulu untuk singgah di Pulau ini. Begitu tiba di dermaga, dari atas jembatan kita dapat melihat betapa biru dan beningnya air laut di pulau ini. Dari atas jembatan akan terlihat jelas terumbu karang, sesekali saya melihat bintang laut. What a damn view guys. Keindahan lautan yang biru, pasirnya
yang putih, dan terumbu karang yang indah, wajar saja jika Pulau Kanawa sering
dijuluki sebagai 'surga kecil'.
Oya, karena suasana cukup sepi karena pengunjung lain tampak sudah terjun untuk snorkeling dibawah. Maka kesempatan itu kami gunakan untuk hunting photo dan take video bersama-sama sebelum kami bebas melakukan aktivitas lainnya. So here i am laying on the gate hehehe.
Well, usai snorkeling kami semua kembali ke kapal untuk bersiap-siap kembali ke Labuan Bajo. Usai sudah petualangan sailing komodo 3 hari 2 malam ini. Sayonara!
Perpisahan di Labuan Bajo
Begitu tiba di Bajo, aku, Filipe dan beberapa peserta lain memutuskan untuk stay di Ciao Hostel. Hostel ini jujur memiliki pemandangan yang sangat cantik. Viewnya tepat menghadap kelaut, selain itu hostel ini terletak di atas bukit. View dari kamar bunkbed diatas, serta view dari restaurant hostel ini menjadi spot andalan yang pas untuk menikmati sunset di Labuan Bajo.
view di malam hari |
enjoy breakfast with this view |
Usai Check in kami beristirahat dan baru keluar menjelang makan malam. Malam itu, secara tidak sengaja kami bertemu dengan beberapa teman grup lainnya saat mencari makan malam di Kampung Ujung. Well, kami akhirnya memutuskan untuk makan malam bersama lagi.
Keesokan harinya, pagi itu Aku melepas Felipe di depan hostel. Adegan photo bareng ini kami abadikan setelah sebelumnya sempat berdebat karna suatu hal dan lainnya. Well, begitulah kami akhinya kembali akur di detik-detik terakhir.
Akhir perjalanan ini juga merupakan akhir trip bareng aku bersama Filipe, kurang lebih Dua minggu bersama kami akhirnya berpisah di Labuan Bajo. Filipe kembali ke Bali karena penerbangannya ke Perancis berangkat dari Bali. Sedangkan aku kembali lagi ke Jakarta. Kami meninggalkan Labuan Bajo di hari yang sama. Bedanya dia pergi lebih awal pesawat pagi dan pesawatku dijadwalkan pukul 13.00 WITA ternyata delay karena problem teknis berangkat pukul 5 sore dari Bajo menuju Soekarno Hatta. So guys, Thank you so much for reading. See you on my Next journey.
No comments:
Post a Comment