Hari itu 19 Maret 2019, hari yang dinanti-nanti pun tiba. Hari dimana saya akan pergi ke negara yang sudah menjadi impian saya sedari kecil yakni Jepang. Saya
terbang menggunakan maskapai Japan Airlines (JAL) dengan total
perjalanan sekitar 7 jam dari Soekarno-Hatta mendarat di Narita Airport.Tiket ini sudah saya beli jauh-jauh hari sebelumnya, tepat di awal desember 2018 saat itu lagi gencar promo tiket murah disalah satu platform penjualan tiket online. Harga tiket PP yang saya beli untuk return adalah seharga Rp. 3.979.000 lumayan murah untuk pesawat sekelas Japan Airlines.
Saya
tiba di Bandara Internasional Narita pukul 16.00 waktu setempat.
Setelah selesai pemeriksaan imigrasi, saya langsung menuju ke kantor JR Pass untuk membeli paket selama 7 hari. Harga JRPass yang saya bayar seharga 33.000Yen. Setelah itu saya dan teman (Siemef) menuju ke stasiun
kereta untuk naik kereta Keisei Skyliner yang menuju pusat kota Tokyo. Oh ya untuk kereta, berhubung saya tidak memiliki kartu Pasmo atau Suica, saya membayar lagi sejumlah 1240 Yen. Fyi, dari bandara Narita untuk menuju Tokyo ada beberapa alternatif transportasi yang bisa kalian gunakan yakni :
- JR Narita Express (N'EX) kurang lebih 1 jam perjalanan
- Keisei Skyliner perjalanan berdurasi sekitar 41- 58 menit tergantung station mana yang dituju.
- Tokyo Shuttle
- Airport Limousine
- Airport Taxi
Selama di Tokyo, saya menginap di Nomad Hostel yang berjarak 10 menit jalan kaki dari Stasiun Asakusa. Biaya selama 4 hari di hostel kurang lebih 7600 Yen. Tergolong murah untuk penginapan di Jepang. Usai Check-in kami segera berkemas dan mandi. Yaps, saya dan teman akan menemui teman lain yang kebetulan saat itu juga sedang liburan ke Tokyo. Nah ini dia spot yang saya kunjungi malam itu.
Day 1 (19 March 2019)
Hachiko StatueDay 1 (19 March 2019)
Jika ke Shibuya mampirlah ke patung anjing yang terkenal ini. Patung HachikÅ terletak di depan Stasiun Shibuya. Lokasinya tidak jauh dari Shibuya Crossing yang merupakan titik penyebrangan 4 arah yang terkenal di Tokyo. Saat tiba di patung Hachiko, ada banyak orang yang berkumpul di sini. Untuk mengambil photo pun harus mengantri bebas, begitu ada kesempatan maka kita harus cepat-cepat berdiri di dekat patung anjing ini.
Sedikit cerita tentang Hachiko bermula pada tahun 1923, kala itu anjing ras Akita lahir di kota Odate,
Prefektur Akita. Saat berumur satu tahun, anjing berwarna cokelat
keemasan ini diadopsi oleh Hidesaburo Ueno, seorang profesor di Fakultas
Pertanian, Universitas Kekaisaran Tokyo.
Setiap hari, Hachiko selalu mengantarkan tuannya ke stasiun di dekat rumahnya. Setiap sore pun, Hachiko tak pernah absen untuk menjemput profesor. Kebiasaan ini selalu dilakukan setiap hari. Hingga, pada suatu hari di tahun 1925 sang majikan tiba-tiba meninggal saat bekerja. Hachiko selalu pergi ke stasiun dan duduk di dekat gerbang Stasiun
Shibuya. Ia terus melakukannya selama hampir 10 tahun hingga dirinya
mati. Kesetiaanya ini membuat Hachiko mendapat julukan 'Chuken Hachiko', yang
berarti Hachiko si Anjing Setia. Kisah kesetian Hachiko ini pun tersebar ke
seluruh dunia. Sedihkan mendengar kisah hachiko ini guys?
Day 2 (20 March 2019)
Hari kedua di Tokyo saya sangat bersemangat untuk mencari bunga sakura. Yaps ini semacam ultimate goals saya selama di Jepang. Entah mengapa suhu di bulan maret masih saja sejuk dan terkesan dingin. Saya yang tidak kuat dingin berkali-kali menggosok-gosokan tangan mencoba menghangatkan telapak tangan yang membeku. Dari hostel kami berjalan mengitari sungai Sumida untuk mulai mengeksplore Tokyo hari itu. Penasaran kemana saja tempat yang saya datangi? Berikut adalah beberapa tempat yang saya kunjungi di hari kedua di Tokyo.
Asakusa Sensoji Temple
Sensoji Temple merupakan salah satu kuil tertua di Jepang yang terletak di Asakusa Tokyo Jepang. Sensoji Temple merupakan kuil Budha tertua di Tokyo yang dibangun pada tahun 1649 oleh Tokugawa Lemitsu. Well, kuil ini memiliki arsitektur yang sangat cantik, selain itu jangan lupa untuk mengabadikan photo di bawah lonceng raksasanya ya.
Kuil ini selalu ramai dan penuh turis seakan tidak pernah sepi seperti saat pagi saya tiba. Kuil ini dibuka dari pukul 06.00 -17.00 waktu setempat. Selain itu, yang menarik dari kuil ini adalah kamu tidak akan di pungut biaya alias Free Entrance. Sumida River
Sungai Sumida adalah sungai yang mengalir di Tokyo, Jepang. Sungai
ini berasal dari percabangan Sungai Arakawa di Kita, Tokyo, dan bersatu
dengan Sungai Shingashi yang mengalir di Prefektur Saitama.
Sungai ini terletak tidak jauh dari hostel dan juga dari stasiun. Setiap hari kami melewati sungai ini sebagai rute pulang pergi dari hostel ke stasiun. Di sepanjang sungai juga terdapat pohon-pohon sakura yang sayangnya saat itu belum bermekaran.
Hie Shrine
Sebelum memutuskan kesini, saya terlebih dulu menyambangi Ueno Park, taman luas yang di penuhi oleh pohon sakura. Well, begitu tiba bahkan satu batang pun tidak saya jumpai sakura yang bermekaran. Karena sedih, saya mencoba mencari spot yang ada memiliki sakura. Berbekal hastag instagram lol, saya akhirnya memutuskan ke sini. Saat tiba, saya langsung disambut oleh Tori gate atau gerbang bambu khas Jepang. Saya pikir Tori Gates ini cuma ada di Kyoto lo, ternyata Tokyo juga punya.
Kuil Hie adalah kuil Shinto di NagatachÅ, Chiyoda, Tokyo, Jepang. Hie Shrine biasanya ramai dikunjungi ketika masyarakat merayakan
Sanno Matsuri yaitu festival Shinto utama di Jepang. Saat itu, orang-orang akan berpawai mengelilingi
jalan-jalan kota sambil membawa Mikoshi. Yaitu kuil berukuran kecil yang
diyakini menjadi tempat tinggal pada dewa. Parade akan dimulai dan
berakhir di Kuil Hie.
Fyi, kuil ini banyak di kunjungi oleh peziarah pebinis yang berdoa kesini. Walau kurang familiar bagi orang Indonesia, tak ada salahnya kalian mampir ke sini ya gengs. Selain gratis tempat ini juga kalian bisa photo ala-ala seakan berada di Fushimi Inari, Kyoto ditengah bambu orange tadi.Nezu Shrine
Kuil ini adalah kuil ketiga yang saya datangi hari itu demi menemukan bunga sakura yang bermekaran. Dari Hie Shrine kami menaiki kereta Chiyoda Line lalu stop di Nezu station. Lokasi kuil mengharuskan kami berjalan kurang lebih 700 m dari station.
Kuil Nezu yang berada di distrik
Bunkyo, Tokyo adalah salah satu kuil tertua dan paling menarik di
Jepang. Kuil ini berbeda dari kuil pada umumnya, di sekitar area kuil tertata rapi tanaman hijau yang subur, terdapat kolam ikan, lorong kuil-kuil kecil,
serta struktur bangunan khas dengan kayu warna yang cerah. Kuil ini terbuka untuk umum dengan jam operasional pukul 09.00-17.00. Patut di catat, FREE ENTRANCE! mau kan yang gretong hey sobat misqueen kuhh? Lol
Untuk mencapai tempat
ibadah ini, warga ataupun tamu yang datang harus menapaki puluhan anak
tangga. Di sebelah kiri tempat ibadah, tampak mencolok gerbang-gerbang
bambu berwarna oranye yang berdiri berderetan secara memanjang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nezu Shrine, Surga Tersembunyi di Tengah Sibuknya Tokyo", https://travel.kompas.com/read/2018/09/03/090400527/nezu-shrine-surga-tersembunyi-di-tengah-sibuknya-tokyo.
Penulis : Sabrina Asril
Editor : I Made Asdhiana
Sebelum tiba di kuil, kita akan melewati torri gate ini gengs. Agains, ini seperti little Fushimi Inari. Jika di Hie Shrine lorongnya berupa tangga, maka Torri gate di sini merupakan jalan setapak persis seperti di Kyoto. Kamu bisa photo ala-ala disini sebelum menuju ke kuil. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nezu Shrine, Surga Tersembunyi di Tengah Sibuknya Tokyo", https://travel.kompas.com/read/2018/09/03/090400527/nezu-shrine-surga-tersembunyi-di-tengah-sibuknya-tokyo.
Penulis : Sabrina Asril
Editor : I Made Asdhiana
Untuk mencapai tempat
ibadah ini, warga ataupun tamu yang datang harus menapaki puluhan anak
tangga. Di sebelah kiri tempat ibadah, tampak mencolok gerbang-gerbang
bambu berwarna oranye yang berdiri berderetan secara memanjang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nezu Shrine, Surga Tersembunyi di Tengah Sibuknya Tokyo", https://travel.kompas.com/read/2018/09/03/090400527/nezu-shrine-surga-tersembunyi-di-tengah-sibuknya-tokyo.
Penulis : Sabrina Asril
Editor : I Made Asdhiana
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nezu Shrine, Surga Tersembunyi di Tengah Sibuknya Tokyo", https://travel.kompas.com/read/2018/09/03/090400527/nezu-shrine-surga-tersembunyi-di-tengah-sibuknya-tokyo.
Penulis : Sabrina Asril
Editor : I Made Asdhiana
Lalu, apakah saya menemukan sakura disini? Yaps, aku menemukan sakura pertamaku disini. Walau pohonnya sebagian sudah di penuhi daun, tapi aku masih bisa menikmati secuil keindahan sakura di salah satu pohon yang terletak persis di sebelah kuil.
Tapi gengs, saya tak begitu kecewa karena sepanjang jalan menuju kuil ini saya bisa menemukan sakura-sakura cantik lainnya yang berwarna putih mulai bermekaran di sepanjang jalan.
Shinjuku Gyoen National Garden
Hunting sakura kembali berlanjut membawaku ke Shinjuku Gyoen National Garden. Lagi-lagi lokasi ini saya temukan berkat hastag Instagram lol. Taman ini merupakan sebuah taman yang besar di area Shinjuku dan Shibuya, Tokyo, Jepang. Taman ini memiliki luas kurang lebih 58 ha, well masa di taman seluas ini satupun tidak ada sakura sih haha.
Well, di taman luas ini saya akhirnya bisa menemukan satu pohon sakura yang mekar full. Suasana taman cukup ramai sore itu, namun dari sekian banyak pohon sakura entah kenapa cuma ini satu-satunya yang berbunga. Sehingga semua orang mengincar untuk hunting photo di pohon ini.
Taman ini memiliki kurang lebih 1500 batang sakura. Bayangkan bagaimana jika taman ini semua sakura mekar saat bersamaan. Tapi, semua ini tidaklah gratis guys. Kalian perlu membayar 200 yen untuk bisa berkeliling di taman yang luas ini.
Taman ini di bagi menjadi tiga bagian yakni Taman Jepang tradisional yang khas dengan kolam besar di tengah taman, taman khas Prancis dan juga Taman khas Inggris. Taman - taman ini dibangun sedemikian rupa dan memiliki khas yang berbeda.
Pohon sakura yang saya temukan di sudut lain taman, sakura ini juga tak luput dari rebutan para pengunjung lainnya. Gimana asyik kan berkeliling di taman luas ini guys. Must visited place ya kalau kalian datang di musim semi.
Line Store
Nah kali ini sebenarnya bukanlah tempat wisata guys. Tapi kalau kamu adalah salah satu penggemar dan juga suka mengoleksi segala hal yang berbau Line, tidak ada salahnya kamu mampir di toko yang terletak di Harajuku ini.
Saat tiba di pintu masuk, kamu akan disambut boneka brown yang super besar. Kamu bisa photo gratis di sini. Jika tidak ada yang dibelipun tidak masalah. Tertarik photo disini?Day 3 (21 March 2019)
Odaiba
Hari ketiga seharusnya saya pergi ke Gunung Fuji, namun karena kekurangan informasi saya tidak melakukan booking terlebih dahulu untuk pergi kesana. Well, teman saya mengusulkan untuk pergi ke Odaiba. Penasaran ada apa disana?
Odaiba adalah sebuah pulau buatan di Teluk Tokyo, yang
dihubungkan dengan pusat kota Tokyo dengan Jembatan Rainbow. Odaiba
merupakan salah satu tujuan wisata di Tokyo, sekaligus lokasi pusat
perbelanjaan dan permukiman. Kantor pusat Fuji
Television juga berada di tempat ini ini lo.
Walau merupakan tempat wisata populer, nyatanya akses menuju kota ini tidaklah mudah. Bukan hanya bagi wisatawan, hal ini juga berlaku bagi penduduk Jepang sendiri. Kami sendiri menaiki kereta dan sekali mengganti rute untuk menuju kesini. Seingat saya biaya yang saya keluarkan kurang lebih 320 yen. Begitu sampai di station, kami harus berjalan kaki terlebih dahulu sebelum sampai di seberang jembatan rainbow dan juga patung liberty. Bagi saya, Odaiba memiliki kesan tersendiri dan sangat betah berlama-lama disana.
Usai menyebrangi jembatan kami melihat beberapa pertunjukan live music, sepertinya saat itu ada festival music. Nah ini tak jauh dari pusat perbelanjaan saya melihat sebuah robot gundam besar menjulang. Robot ini salah satu ikon di Odaiba. Puas-puasin deh hunting photo disini.
Yang tidak kalah menarik, saat itu sedang berlangsung tulip festival jadi sekali mendayung dua pulau terlewati kan haha. So, selain menemukan sakura pertama di Jepang, ini juga merupakan pertama kalinya saya melihat bunga Tulip. Norak? bodo amat haha.
Day 4 (22 March 2019)
Pagi-pagi sekali saya kembali ke Ueno menuju ke JR Office untuk mengganti jadwal saya menuju
dan kembali dari Osaka. Tak lupa saya juga memesan kereta unutk perjalanan ke Kawaguchiko sepulangnya dari Osaka. Kelar dengan urusan JR saya kembali ke Harajuku untuk membelikan beberapa pesanan jastip. Sambil menunggu teman belanja, saya memutuskan untuk mampir ke sebuah coffee shop yang cukup terkenal di Tokyo.
Blue Bottle Coffe
Tidak susah untuk menemukan cafe satu ini. Terletak di daerah Shinjuku, cafe satu ini merupakan salah satu coffee shop yang tidak pernah sepi pengunjung. Bersama Arnaud, teman baru asal Belgium saya akhirnya mencicipi kopi disini.
Caffee Latte |
Saya memesan segelas Caffee Latte seharga 520 Yen. Saat memesan, saya diberi tahu oleh kasir untuk menunggu kurang lebih 10 menit untuk bisa mencicipi rasa kopi disini. Well, penantian saya cukup wajar mengingat Coffee shop ini sangatlah ramai. Untuk rasa, tidak usah diragukan. Salah satu caffee latte yang enak yang pernah saya coba. Kamu pencinta kopi? ga ada salahnya menikmati kopi disini.
Day 5 (23 March 2019) Meiji Jingu
Jalan-jalan ke Jepang belum lengkap kalau belum berkunjung ke kuil
kebanggan kota Tokyo ini. Di antara bangunan megah dan modern Shibuya,
ternyata terdapat sebuah kuil bersejarah. Kuil ini dibangun untuk menghormati Kaisar Meiji dan Ratu Shouken. Saya menyempatkan berkunjung ke sini di hari terakhir di Tokyo sebelum pindah ke Osaka. Bersama Lucas, roomate saya dari America, pagi-pagi sekali saya kesini setelah sebelumnya telah menitipkan koper di Tokyo station.
Kuil Shinto Ini adalah sebuah kuil tempat Kaisar Meiji dan Permaisuri Shouken disucikan. Kuil ini berdiri di atas lahan seluas 700.000 meter persegi dan memiliki hutan lebat yang terdiri dari sekitar 100.000 pohon yang dikumpulkan dari seluruh Jepang.
Meiji Jingu buka setiap hari dari pukul 06.00 pagi hingga 17.00 sore. Jangan khawatir, lagi-lagi spot wisata ini tidak dipungut biaya masuk.
Usai mengelilingi Meiji Jingu, Lucas mengajak saya untuk mengunjungi Yoyogi park. Dari kuil tadi, kami berjalan lumayan lama. Jika saja pagi itu suhu tidak dingin mungkin saya akan dengan senang hati berlama-lama disini.
Taman Yoyogi adalah sebuah taman kota terbesar keempat di Tokyo,
Jepang. Taman ini terletak berdekatan dengan Stasiun Harajuku dan Meiji Shrine di
Shibuya. Taman ini dipisahkan oleh jalan menjadi dua bagian; Bagian A
untuk Taman/Hutan, dan Bagian B untuk stadion, panggung terbuka, dan
fasilitas lainnya. Untuk menikmati semua fasilitas yang ada, kalian tidak akan di pungut biaya. Disini lumayan banyak pohon sakura yang mulai bermekaran.
Usai mengambil photo guna kepentingan sosmed dan blog hahhaa saya harus meninggalkan taman ini. Walaupun saya cukup betah disini, saya tidak bisa berlama-lama menikmati suasana hanami di Yoyogi park. Sebab, siang itu juga saya harus menuju ke Osaka. Lucas memutuskan untuk mengantarkan saya ke Harajuku station sebab dia akan mampir ke book off untuk membeli komik. Dia memutuskan menghabiskan waktu lebih lama di Yoyogi Park. Sementara saya segera menuju ke Tokyo station.
Sayonara Lucas! |
Nah itulah perjalanan saya selama di Tokyo kurang lebih 5 hari 4 malam. Jujur saja saya tertarik untuk menulis itin dan pengeluaran selama di Tokyo karena banyaknya request. Tapi jujur saja lumayan sulit mengingat saya tidak mencatat semua pengeluaran. So, Thank you so much for reading guys! see you on my next post :)
No comments:
Post a Comment