Monday, January 9, 2017

Paredise (3) : Misteri Gunung Kelud

source : google

         Back to my last weekend in Pare, Minggu kedua ini kuhabiskan dengan geng tjabeh rara house a.ka Pluto camps. Why i choose to coming back to the place again... cause yah karena udah di Sini kenapa ga dituntaskan aja rasa penasaran. Pagi-pagi suasana camps sudah rusuh. Seperti biasa, awalnya kami berencana pergi pagi namun apa dikata. As i expected before, kita tetap telat. But everythings is okay.
 Driver pertama kita adalah Lisa, batak girl kelahiran Riau dan salah satu geng tjabe. maklum baru tamat SMA gengs. Perjalanan ini kami nikmatin dengan bernyanyi dan yang pasti talk about jambangs. Everything is okay until, kita yang mengandalkan GPS nyasar.  Aku yang sebelumnya memang sudah pernah ke gunung Kelud pun berusaha untuk tenang. Berhubung i'm not the person who being tour guide guys, jadi percaya aja sama driver dan navigator. Selama perjalanan berasa aneh aja. Last week pakai motor rasanya ga pakek acara nyasar ke Perkebunan jagung hahahha.

Mobil terus menerobos ladang jagung dan menuju ke sebuah pabrik perkebunan. Akhirnya kami memutuskan bertanya kepada warga dan diarahkan menuju jalan yang benar. Tapi kami sendiri tidak yakin gengs. Why, karena jalan yang kami lalui adalah jalan tanah haha. Tidak lama setelah kami bertanya, terlihat sebuah mobil yang pengemudinya terlihat nyasar seperti kami hahhaa. Kami berbaik hati untuk memberitahu tapi pemilik mobil tersebut tidak percaya dan memilih rute yang kami tuju sebelumnya lol. The karma is hapen wkkwkw.. not very long time, kami bisa melihat Mobil tersebut sudah mengekor di belakang mobil kami. What a life hahhaa

"Disini senang, disana senang dimana - mana hatiku senang"

Naik- naik ke puncak gunung tinggi - tinggi sekali,
 kiri kanan kulihat saja banyak jambang disanaaaaaa".  Buat geng tjabeh kata jambang memiliki arti tersendiri.

Akhirnya kami tiba di gerbang Gunung Kelud dan membayar biaya masuk. last week karena sudah tutup aku ga bayar gengs karena ga ada petugas. Biaya Masuk kawasan wisata ini Rp. 5.000 perorang tapi kalau weekend tiket masuk seharga Rp.10.000. Kemudian kami sampai di sebuah jembatan unik di kawasan wisata gunung kelud. Dimana ada papan petunjuk yang berisi beberapa cara agar kami bisa merasakan sensasi mobil berjalan sendiri di tanjakan setelah jembatan. Dan kami mencoba sampai kami merasakan sensasinya sendiri beberapa detik. Kalau Kamu kesini, wajib coba dan rasakan sensasinya guys haha.

source : google
Setelah memarkirkan mobil, kami segera menuju jembatan tempat berpose terbaik sekaligus menikmati pemandangan gunung kelud. Seperti biasa, bukan geng tjabeh jika ga bikin rusuh. Untuk urusan photo ga ada yang mau ketinggalan hehe. Karena weekend dan memang jam berkunjung, gunung kelud cukup ramai wisatawan. Pesona Kelud di mata wisatawan tidak berkurang pasca meletus.
ki-ka : Lisa, Gita, Rira, Rima, Nana, Me, Lisda, Ninda, Nita
bitches minus Asri

Menuntaskan dendam minggu lalu, akhirnya kesampaian buat naik lebih tinggi di gunung kelud. Oya, kalo kamu ga mau capek jalan, kamu bisa kok naik ojek disini. dari jembatan pertama, selain spot jualan makanan, disini juga ada ojek. Lumayan sih Rp. 10.000 naik turun. Namun ga ada tantangannya kan guys kalo keatas pakai ojek. Akhirnya kami memutuskan buat jalan keatas. Sepanjang perjalanan aku sudah kehabisan tenaga dan selalu berhenti, begitupun yang lain. Setiap orang yang lewat selalu kami tanya masih jauhkah menuju keatas, dan jawaban yang kami  terima selalu sama
                " Sudah dekat, ga jauh. semangat!" 


sok strong lari hahaa

haha njir kali kalo ingat. Tapi disitulah memorinya wkwk. Setelah bersusah payah, akhirnya kami sampai ke atas. Fyi ini  bukan puncaknya gengs. Karena akses keatas sudah ditutup sejak letusan di Tahun 2014 lalu. Jadi ini spot terakhir yang bisa di capai. Seharusnya sesudah spot ini ada sebuah terowongan panjang 150m dan setelah melewati terowongan berjalan kurang lebih 10 menit kamu bisa menemukan anak gunung kelud. Namun yah tidak mengapa, setidaknya sudah mampu menikmati pesona kelud. Di atas, kami disambut oleh kabut tebal yang menutupi indahnya pemandangan. Namun kabut tersebut tidak lama, karena sesudahnya kami langsung mengabadikan beberapa photo hehe. Thanks Kelud, penasaranku terbayar lunas.

Kabut menyapa di tengah hari


Kediri, Sabtu 22 Oktober 2016

No comments:

Post a Comment

Piknik di Lake Tinaroo