Bali, siapa sih yang tidak tahu dengan destinasi wisata yang sudah mendunia ini. Bahkan kepopuleran pulau ini mengalahkan Indonesia, kebanyakan turis asing lebih familiar dengan Bali ketimbang Indonesia sendiri hehe. Sebuah fakta yang cukup sering saya hadapi ketika membolang di Australia dulu. Setiap berkenalan dengan teman-teman baru mereka akan cukup asing dengan Indonesia. Tapi begitu saya menyebutkan Bali mereka akan dengan cepat sekali tahu. Unik but its happen everytime. Bali merupakan destinasi wisata yang menurut saya paling kompleks, Di kelilingi oleh banyak pantai-pantai cantik berpasir putih dan juga memiliki ombak yang bagus untuk surfing, Bali juga memiliki pesona lain yakni gunung, air terjun dan rice terraces serta wisata budaya sekaligus religi dengan banyaknya Pura -pura, menjadi daya tarik tersendiri. Tak jarang banyak pasangan baru menjadikan Bali sebagai tempat untuk berbulan madu. Tidak ada yang tidak terpesona dengan Bali. Karena itulah, Bali menjadi sangat touristic dan ramai sekali.
Kali ini perjalanan saya akan berlanjut di Bali, setelah menjelajahi Jogja selama lima hari. Bali memang menjadi tujuan awal saya tahun ini, dengan tujuan untuk holiday dan bertemu dengan teman kampus semasa kuliah dulu. Begitu mendarat di Bali saya segera memesan gocar menuju Seminyak ke kostan Bella, kostan yang akan menjadi tempat tinggal saya selama di Bali. Kurang lebih selama dua minggu (7-18 Januari 2019) saya menghabiskan waktu di pulau dewata. Mau tahu seperti apa dan kemana saja petualangan saya selama di Bali. Keep reading guys :)
Balangan Beach
Disebut-sebut sebagai
pantai tersembunyi di selatan Bali, nama Pantai Balangan memang sesuai
namanya.
Untuk menuju pantai ini memang tidak seperti Anda menuju pantai Kuta,
Kerobokan atau Seminyak yang selalu dipenuhi lalu lalang kendaraan dan
ramai wisatawan.
Pantai Balangan yang masuk dalam Desa Ungasan, Kelurahan Jimbaran,
Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, ini justru semakin dicari
wisatawan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Balangan, Pantai di Bali yang Tak Lagi Tersembunyi ", https://travel.kompas.com/read/2018/06/11/084000827/balangan-pantai-di-bali-yang-tak-lagi-tersembunyi-.
Penulis : I Made Asdhiana
Editor : I Made Asdhiana
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Balangan, Pantai di Bali yang Tak Lagi Tersembunyi ", https://travel.kompas.com/read/2018/06/11/084000827/balangan-pantai-di-bali-yang-tak-lagi-tersembunyi-.
Penulis : I Made Asdhiana
Editor : I Made Asdhiana
Balangan Beach adalah spot wisata pertama yag saya datangi di Bali. Bella dan Ana mengajak saya untuk pergi ke Balangan Beach. Tentu saja ajakan mereka tidak saya sia-siakan, saya begitu antusias untuk segera bermain air. Pantai ini belum pernah saya dengar sebelumnya, wajar saja mengingat pantai ini sempat dijuluki sebagai pantai tersembunyi di selatan Bali. Pantai ini termasuk dalam wilayah Desa Ungasan, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung (komplit nih disebutin). Jarak dari Seminyak ke Balangan beach lumayan jauh kurang lebih 32km dan memakan waktu kurang lebih 1 jam bagi kami untuk sampai kesana. Untuk menuju kesini tidak terlalu banyak lalu lalang turis seperti di Kuta dan sanur. Sepanjang jalan hanya beberapa kali kami berpapasan dengan wisatawan asing.
Balangan beach yang masih cukup sepi menjadi daya tarik tersendiri bagi kamu yang mencari tempat untuk relaksasi. Selain itu, pantai ini dikenal dengan salah satu spot surfing terbaik. Plusnya adalah, Tidak ada biaya masuk alias gratis, di sini cukup bayar biaya parkir saja. Untuk Motor dikenai biaya Rp. 2000 dan Rp. 5000 untuk Mobil. Satu hal yang cukup menarik, di ujung pantai terdapat bukit yang memiliki pemandangan yang sangat cantik. Spot inilah yang banyak dijadikan orang sebagai tempat untuk Pre wed. Seperti sore itu, saya melihat ada banyak pasangan yang mengambil Prewed di atas bukit. So far menurut saya Balangan worth it untuk dikunjungi kalau kalian ingin menikmati pantai yang tidak terlalu ramai di Bali guys.
Monkey Forest Ubud
Well tempat ini menjadi spot pertama yang saya kunjungi di Ubud. Hutan konservasi ini terletak di Desa Padangtegal, merupakan habibat yang sengaja dibuat sebagai tempat tinggal ratusan kera atau monyet. Ribuan orang baik domestik maupun asing datang kesini tidak hanya untuk melihat monyet monyet yang berkeliaran, namun tempat ini juga merupakan salah satu tempat suci / pura umat hindu. Pura ini dinamakan Candi Pura Dalem Agung atau dikenal dengan Sacred Monkey Forest Sanctuary.
Biaya masuk ke hutan ini untuk dewasa akan dikenai biaya Rp. 50.000 dan belum termasuk biaya parkir ya guys. Sebenarnya atraksi menarik yakni adalah kita bisa interaksi dengan monyet-monyet. Tips hindari untuk memakai aksesoris yang menarik perhatian monyet seperti : Topi, kalung, kacamata dsb. Karena monyet-monyet ini tidak segan menarik dan mengambil barang-barang tersebut. Untuk jam operasional hutan ini pukul 08.30 Wita- 18.00 Wita. So, tertarik untuk bertemu monyet-monyet? silahkan datang kesini guys.
Kolam yang terletak di dekat pura. |
Tegalalang Rice Terrace Ubud
Next stop adalah Tegalalang rice terrace yang akhir-akhir ini cukup hits dan viral di Sosmed. Spot ini sangat mencuri perhatian, tak sedikit Traveler dan influencer terkenal mempromosikan tempat ini di feed instagram mereka. Tempat ini sangat menarik dan memanjakan mata, selain keindahan pemandangan sawah miring bertingkat, kita juga dapat melihat langsung petani yang menanam padi. Menarik buka? terutama bagi turis asing, wisata ini tentu saja akan menambah wawasan mereka bagaimana proses sebuah padi ditanam dan menghasilkan beras, proses yang tidak ada di negara mereka.
Tidak ada biaya masuk ya untuk spot wisata satu ini, kita hanya perlu membayar parkir motor saja. Selain bisa berphoto ria, jika lapar kita tak perlu khawatir. Sebab terdapat banyak tempat makan di tepi jalan yang memiliki view langsung ke sawah-sawah hijau dibawahnya. Saya yang excited langsung turun kebawah untuk mengambil photo. Bermodalkan tripod dan go pro saya secara mandiri mengambil photo sendiri. Oh ya jika ingin berphoto dengan petani ada baiknya kalian memberikan uang tips ya guys.
Selain view pemandangan hijau ini, disini juga terdapat Bali swing yang terkenal itu gaes. Juga terdapat 2 atau 3 spot yang dibangun untuk keperluan berphoto. Hanya saja harga yang ditawarkan benar-benar membuat geleng kepala. Bagaimana tidak, untuk Bali swing kita harus membayar 100 ribu. Sementara ada 3 swing di lokasi ini. Biaya tersebut cuma biaya ayunan saja ya guys, untuk mengambil photo, kalian harus ambil photo sendiri. Tidak ada jasa photo yang disediakan. Well, for me thats too much. Berbeda sekali dengan wisata di Jogja yang bahkan siap dengan photographer cukup membayar Rp.4000/file photo. Mungkin karena sudah terlalu touristic, maka harga yang di patok di Bali ini bagi saya serba mahal. Tapi jika kamu beruntung, terkadang mereka bisa di nego atau saat sedang sepi harga tersebut masih bisa di tawar. Sorry to say, But thats the facts!
Beberapa hari sebelum kesini, saya sempat memposting di Couchsurfing bahwa saya akan mengeksplor Karang Asem area. Ada beberapa anggota Cs yang merespon dan sama-sama menyusun itin, sayangnya saat hari H hanya ada 1 member Cs yang memutuskan ikut. Kami janjian di Mcd Sanur karena kami stay di lokasi berbeda. Kami start jam 1 siang dari Sanur dengan tujuan ke pura Lempuyang. Berbekal google maps, dan teman cs yang sangat tidak bisa diandalkan, akhirnya waktu saya terbuang karena nyasar.
Fyi, saya start dari Seminyak, next stop to sanur dan kemudian nyasar di area Lempuyang. Karena sudah sore, saya memutuskan putar haluan menuju ke Taman Soekasada karena tidak ingin waktu saya hari itu terbuang sia-sia. Begitu sampai waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, suasana taman tersebut masih cukup ramai pengunjung yang sedang bersantai di sana.
Taman Ujung atau juga di kenal sebagai Taman Sukasada adalah taman yang terletak di desa Tumbu, Kecamatan Karang Asem, Bali Timur. Taman ini merupakan bekas istana yang lengkap dengan kolam, taman bertingkat dengan pemandangan laut. Taman ini dibangun tahun 1901 pada masa pemerintahan kerajaan karang asem Raja I Gusti Bagus Jelantik. Yang menarik dari taman ini, tujuan awal dibangun adalah sebagai tempat pembuangan orang-orang yang memiliki ilmu hitam saat itu.
Taman Ujung atau wisatawan asing menyebutnya sebagai Ujung Water Palace mulai dibuka pukul 06.00 Wita - 19.00 Wita setiap hari. Adapun untuk menikmati keindahan taman ini, kalian akan dikenai biaya Rp, 15.000/orang untuk turis lokal dan turis asing akan dikenai Rp. 50.000/orang. Taman ini memang belum terdengar gaungnya sebagai tempat wisata guys. Tempat ini lebih banyak dikenal sebagai tempat Pre wed. Selain lokasinya yang lumayan jauh, memang butuh banyak waktu menuju kesini. Tapi percayalah bagi saya taman ini benar-benar patut dikunjungi karena menawarkan view yang jauh berbeda dari taman -taman lainnya. So happy traveling guys.
Spot ini memang cukup biasa jika dilihat dari tengah, namun jika kamu mau eksplore sedikit saja maka kalian akan dapat view bagus ini. Dari titik inilah kita bisa menikmati keindahan taman ujung yang sangat indah, kita juga bisa melihat lautan dikejauhan. So yakin ga mau datang kesini?
Usai menikmati keindahan taman, kami pun pulang dan menuju ke Amed Beach untuk menginap. Karena saya akan mengeksplor tempat lainnya di sekitar pura Lempuyang. Saat check-in inilah saya baru tahu dari reception jika spot yang paling ingin saya datangi di Bali ini ternyata tutup karena ada perayaan besar yang terjadi 100 tahun sekali. Akhirnya pupus sudah harapan saya untuk berphoto di gate pura lemputang yang hits itu guys
Pagi-pagi sebelum jalan di tutup untuk acara besar, saya dan teman cs sudah meninggalkan hostel. Kali ini kami akan menuju ke Taman Tirta Gangga. Seperti dugaan saya, kami kembali lagi harus mengitari daerah pura lempuyang. Jarak normal dari Pantai Amed ke Taman Tirta bisa di tempuh selama 28 menit. Namun karena memutar, kami memakan waktu lebih lama guys. Selalu ada usaha sebelum menikmati view yang bagus. Kami kembali ke rute dari taman Ujung untuk menuju ke Taman Tirtagangga.
Taman Tirtagangga adalah salah satu objek wisata di Bali Timur. Taman ini dulu merupakan bekas istana kerajaan Karangasem yang terkenal dengan istana airnya. Taman yang memiliki luas kurang lebih 1 Ha ini dibangun pada masa pemerintahan Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem Agung tahun 1946 . Namun taman ini sempat hancur akibat letusan gunung Agung di tahun 1963. Kalian bisa mengunjungi taman ini mulai dari pukul 08.00-18.00 Wita. Sedangkan Tiket masuk ke taman untuk dewasa dikenai biaya Rp. 10.000/orang dan tidak termasuk biaya masuk ya gengs.
Spot ditengah-tengah kolam ini adalah incaran saya, lagi-lagi karena spot ini begitu booming di instagram. Well, begitu sampai ternyata bukan saya saja yang mengincar tempat ini guys. Ada banyak pengunjung yang mengincar spot ini haha. Setelah tiba giliran saya pun excited dan juga begitu gugup. I cant pose naturally karena didepan saya ada kerumunan orang-orang yang mengantri untuk spot ini. So, kebayangkan gugupnya, berphoto sambil dilihatin banyak orang. Tips for you, kalian bisa membeli makanan ikan di sekitar taman ada banyak penjual makanan ikan. Karena di tengah kolam terdapat banyak ikan besar yang menanti untuk diberi makanan.Well saat akan mengambil pose jangan lupa tebar makanan ikan di sekeliling kalian. Dijamin photo kalian akan sangat bagus.
Beranjak dari kolam yang cantik, saya kemudian mengeksplore seluruh taman untuk mencari spot yang unik. Sebenarnya di taman ini kita juga bisa berenang loh. Untuk berenang disini akan di kenai biaya ekstra Rp. 6000/orang. Spot satu ini sebenarnya merupakan bangunan dibelakang kolam, untuk menuju kesini kalian bisa mengitari sisi kolam terlebih dahulu. Angle yang bagus menurut saya yang sayang jika dilewatkan.
Pura Besakih adalah perhentian saya berikutnya di Karangasem. Pura ini tepatnya terletak di desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Jarak dari Taman Tirtagangga kesini kurang lebih 36km dan jarak tempuh 1,5 jaam dengan sepeda motor. Tidak begitu sulit menemukan lokasi Pura ini karena Pura ini merupakan salah satu pura terkenal di Bali.
Mengapa disebut dengan Mother of Temple? Menurut tour guide yang mengantar kami keliling Pura, alasan di balik penamaan ini adalah karena Pura ini merupakan pura terbesar yang ada di Bali. Pura ini merupakan suatu kompleks pura, dimana pura penataran Agung Besakih adalah pura pusat, kemudian terdapat lagi 18 pura pendamping. So guys thats the reason why kalian bakal butuh jasa tour guide lokal kalau ingin mengeksplor tempat bersejarah bagi umat hindu ini.
Sebelum masuk kesini kalian ada baiknya membaca tips google, karena spot ini banyak dan marak para calo yang mengmark-up harga tiket masuk ke tempat suci ini. Tiket masuk pura Besakih adalah Rp. 30.000/domestik, Rp.60.000/Turis asing. Harga ini sudah termasuk dengan Biaya tur guide dan jasa sarung. But, kemarin saya masuk dari belakang pura tidak lewat pintu entrance, saya diminta untuk membayar Rp. 40.000 dan belum tips. So be careful ya gengs.
Pura Besakih inidibuka untuk umum setiap hari mulai dari pukul 08.00-17.00 Wita. So, kalian bisa bebas datang di jam operasional pura ya Karena sebagai mother of temple, maka pura ini merupakan pusat segala pura yang ada di Bali, menjadikan pura ini tidak pernah sepi dari pengunjung yang tertarik untuk melihat acara adat yang berlangsung disini. Selain merupakan bangunan bersejarah, pura ini menyimpan kisah unik, yakni saat terjadi letusan gempa gunung agung, pura ini seakan tidak tersentuh padahal jaraknya hanya 1 Km dari puncak gunung Agung. Anda tertarik berkunjung kesini?
Taman Bunga Kasna
Okay, kali ini saya mengunjungi taman bunga sekaligus spot terakhir yang saya datangi di area Karang Asem sebelum pulang ke Seminyak. Taman bunga Kasna ini adalah taman bunga yang terletak desa Temukus, Kecamatan Rendang, Karangasem. Lokasinya tidak jauh dari Pura Besakih, kurang lebih 15 menit jarak tempuh dengan sepeda motor. Taman bunga ini merupakan salah satu dari taman bunga yang instagramable di Bali. Harga tiket masuk ketaman ini Rp. 10.000/lokal dan Rp.15.000/Asing.
Yang menjadi daya tarik taman bunga ini adalah keindahan hamparan bunga kasna begitu warga lokal menyebutnya. Bunga ini adalah bunga keabadian, nama populernya kita kenal dengan bunga Edelweis. Bunga ini menjadi daya tarik utama karena kecantikannya yang ketika mekar berwarna putih seperti hamparan salju. Sayangnya saat saya datang, taman ini baru selesai di panen, jadi saya tidak bisa menikmati kecantikan hamparan putih edelweis guys. Cukup sedih sih, so tips buat kalian jika ingin kesini, ada baiknya kalian make sure terlebih dahulu jadwal kapan bunga ini mulai bermekaran. Bunga ini akan dipanen sebelum hari raya galungan jadi pastikan jadwal kalian datang seminggu atau 2 minggu sebelum hari raya yah.
Ibarat pepatah tidak ada akar, rotan pun jadi, saya menemukan hamparan kuning marygold yang cantik di sini. Selain ditanami Edelweis, taman ini juga di tanami bunga marygold. Jadi kalian bisa mengabadikan photo ditengah-tengah bunga marygold ini gengs. Sebagai penunjang daya tarik, di taman ini juga dibangun beberapa spot photo dan rumah pohon. Selesai menikmati keindahan taman bunga ini saya pun meninggalkan karang asem untuk menuju ke seminyak.
Air Terjun Kanto Lampo
Beberapa hari sebelum meninggalkan Bali, saya akhirnya mengunjungi air terjun. So guys, selain dikenal sebagai pulau seribu pura, Bali juga terkenal dengan air terjunnya. Hari itu, saya bersama teman-teman yaitu si Bella Mua cantik dan Rachma si artis bigo datang kesini. Air terjun kanto lampo terletak di Gianyar, Bali. Tempat satu cukup menarik dan instagramable. Why menarik? karena air terjun ini terletak di dataran rendah yang berbeda dari air terjun lain yang biasanya terletak di dataran tinggi sehingga membutuhkan effort untuk menikmatinya. Karena itulah akses kesini sangat mudah dan tidak membuat capek.
Selain tempatnya mudah di akses, air terjun ini ternyata dikelola sendiri oleh warga. Menurut cerita air terjun ini viral tahun 2015 saat seorang pemuda yang merupakan warga lokal menggunggah photo air terjun Kanto lampo ini ke media sosial. Spot yang menjadi incaran wisatawan adalah berdiri ditengah-tengah air terjun. So, thats what i do here, copying a lot of picture that ive found on instagram haha.
So guys, untuk menikmati keindahan air terjun ini kita cukup membayar Rp. 5000/orang. Uang kontribusi inilah yang digunakan masyarakat untuk membangun fasilitas di air terjun ini. Akses kesini sudah dibangun tangga dan jalan setapak yang sudah di semen beton. Usaha ini patut di apresiasi, masyarakat sadar bahwa sebagai salah satu tujuan wisata di Bali, maka harus ada fasikitas yang di bangun untuk memberi kenyamanan bagi pengunjung. So guys saya sangat merekomendasikan tempat ini sebagai spot wisata yang harus kalian datangi saat ke Bali. Tempat ini bisa jadi alternatif jika kalian sudah bosan dengan pantai-pantai di Bali.
So, guys masih banyak sekali tempat-tempat menarik yang bisa kalian jelajah selama di Bali. Bali seakan tidak pernah kehabisan tempat untuk dikunjungi. Kalau ditanya apakah saya akan kembali lagi kesini? off course i will. Walau terlalu touristic, bagi saya Bali masih menyimpan spot -spot rahasia yang menanti saya untuk di jelajah.
Seperti spot di atas adalah view yang saya ambil dalam perjalanan memutar dari Pantai Amed untuk menuju ke Taman Tirta Gangga melewati rute Taman Ujung. Bicara soal view, Bali adalah juaranya. Everyone loves Bali, so am i. So guys thanks for reading and see you on my next post.
Soon, oteweh lagi ke Bali :') lost documentation during visited Bali, twice LoL
ReplyDeleteKeep writing sist!
wow ada yang mau ke Bali lagi. haha ikut dong. Alright ill always keep writing on my journey. Thanks for support sist.
Delete