Monday, July 31, 2017

Terpesona birunya Pantai Sumur Tiga

source : https://sodtravel.files.wordpress.com/2014/10/7.jpg
Flashback dikala sedang menikmati acara Yudisium kelulusanku di Agustus Tahun lalu (2016), saat acara berlangsung, aku membuka notifikasi Hp, Kak Mping kenalanku di grup backpacker Indonesia regional Palembang (BPIP), bertanya mengenai informasi dan akomodasi Kota Sabang. Dari dialah aku mengetahui kalau ada promo dari Air asia lagi.. kuputuskan saat itu juga aku bakal ikut ke Sabang hehe. Thanks to tiket promo hahhaa

 Setelah menunggu beberapa bulan, sepulang dari menimba air (eh ilmu) di Pare dan usai menikmati balapan moto Gp (pamerrr) hahhaa, Akhirnya tiba saatnya kami memulai perjalanan di Kota Sabang. As Usual, kami harus transit dulu di Kuala Lumpur sebelum menuju Aceh. 

Singkat cerita, sesampainya dari Bandara, kami nego travel untuk mengantar kami ke pelabuhan. Setelah sampai di pelabuhan kami bergegas membeli tiket kapal Express Bahari kelas Exe  f seharga Rp. 85.000  untuk menyebrang ke Kota Sabang. Saat kami tiba, Bang Ibrahim, driver yang pertama kali ku kenal tahun lalu telah menunggu dan membawa seseorang. Yaps kali ini kami tidak ditemani bang Ibrahim.
Untuk Sehari dan keliling keseluruh spot wisata di Sabang, kami cukup membayar Rp. 700.000 include sopir dan minyak.


Perjalanan di mulai setelah meninggalkan dermaga, tidak berapa lama kami sudah stop. Ditepi jalan yang menanjak kelihatan lautan di kejauhan. what a lovely view hahha. But sorry, it's my bad suka lupa nama tempatnya haha. 



Setelah puas mengambil photo, perjalanan pun berlanjut menuju next stop, Pantai Sumur Tiga. Jika ke Pulau Weh, sempatkan berkunjung ke Pantai Sumur Tiga. Lokasi pantai ini mudah dijangkau, hanya 10 menit dari pusat Kota Sabang dan 20 menit dari Pelabuhan Balohan, Sabang. Pantai ini berada di kawasan Ie Meule, Kecamatan Sukajaya, Sabang. 

Sunset, MTMA, dan Titik 0 Indonesia

Monumen Titik 0 Kilometer Indonesia
Setelah sebelumnya menikmati keindahan Pantai Anoi itam dan Goa Jepang, perjalananku bersama teman-teman berlanjut ke titik 0 Km Indonesia di Pulau Sabang. Perjalanan kami ditemani oleh driver dari bang Ibrahim. Setelah menempuh perjalanan kurang dari 1jam kami tiba di Gerbang Titik 0 km. Jujur saja ini kali keduaku berkunjung kesini. Saat pertama datang, sekitar awal Tahun 2015 lalu tugu atau monumen 0 Km ini memang lagi di renovasi. Begitupun saat aku datang kembali kesini yakni November 2016, nampak Tugu 0km ini sedang dalam perbaikan hampir selesai. 

our van
Sengaja titik 0km ini menjadi tujuan akhir kami hari itu, karena memang kami ingin menyaksikan sunset dari ujung barat Indonesia ini. Setelah berjalan dari parkiran menuju ke landmark tulisan yang terkenal itu, kami cukup surprise hahaa. you know why,, 

yaps, tepat di depan kami nampak beberapa orang sedang asyik main drone, but bukan itu yang bikin kami semua terkejut haha. Ternyata kedatangan kami bersamaan dengan datangnya para Kru MTMA (my trip my adventure) ituloh acara yang sedang hits-hitsnya dikalangan anak muda. Acara Traveling di salah satu chanel Tv nasional.

 " Eh ada kru MTMA,, eh itu ada Rikas!" ujarku seketika heboh.

Akupun bersemangat  mempercepat langkah kaki. kebetulan sore itu hostnya adalah Rikas Harsa dan Putri Marino, sebagai anak yang notabene suka jalan-jalan, pastinya ga ngelewatin momen ini dong hehe.

Wednesday, July 19, 2017

Asyiknya Berburu Dolphin di Teluk Kiluan



" Mbak besok bangunnya pagi ya. Jam 6 kita berangkat" ujar Pak Jufra mengingatkanku.

" siap pak, oya Pak katanya lumba - lumba cuma muncul dari Desember sampe April ya kalo ga salah. Aku baca di google katanya bulan-bulan tersebut dolphinnya mau keluar " tanyaku.

" kata siapa mbak, orang baru 2 hari lalu Dolphinnya muncul sampe kedepan penginapan kita" sahut Pak Jufra.
" Lumba-lumbanya muncul terus mbak, nggak tergantung musim. Asal ga ada angin kencang, Lumba-lumbanya selalu muncul" sahut teman pak Jufra.

Terpana di Laguna Kiluan Lampung



       " Bang kami udah sampe ke Kiluan ni, kami harus kemana ya?" ujar Dede, teman tripku kali ini.
Dia baru saja menghubungi kontak tour guide kami.

Setelah mendapat petunjuk kami melanjutkan perjalanan, melewati perkampungan Bali menuju ke Kampung Bandung. Menurut info dari Bang Tatang @kiluandolphin, kami harus menemui Pak RT yakni Pak Jufra.
perjalanan selama kurang lebih 3 jam akhirnya berakhir di desa Kiluan. Setelah bertemu dengan Pak Jufra kami pun bersiap-siap untuk menyeberang kepulau yang akan menjadi tempat penginapan kami nanti. sorry i forgot the name wkwkkw.  

Selesai makan siang dan beristirahat kami kembali menyebrang ketempat pertama kami datang. Ini benar-benar diluar dugaanku, kupikir Laguna berada di tempat lain dan yang paling surprising, ternyata aku harus mendaki untuk menikmati deburan ombak di Laguna.

Sebelum mendaki, ternyata kita harus membayar tiket masuk Rp.5000 saja dan wajib untuk didampingi oleh tour guide. Setelah membayar, kami memulai perjalanan, tentu saja tanpa persiapan seperti air minum, tepat pukul 3 kami mulai menapaki perbukitan untuk menuju Laguna. Sesekali aku berhenti untuk sekedar menormalkan pernafasan dan mengisi tenaga. Kedua partner sudah jauh meninggalkanku, alhasil diri ini ditemani sama abang tour guide yang dengan santainya menghisap rokoknya. 

   " ayo mbak sedikit lagi" ujar abang tour guide menyemangatiku.
   " masih jauh ga bang?" tanyaku.
   " sedikit lagi mbak, paling sekitar 400 meter lagi " jawab abang tour guide.

Aku menarik nafas panjang menatap nanar trek yang menjulang sementara kedua partnerku sudah menghilang entah kemana. Dari kejauhan Suara ombak sudah terdengar, semangatku kembali dengan cepat. Setelah turunan yang cukup licin, akhirnya aku tiba juga di Laguna.

Piknik di Lake Tinaroo