gerbang Kampung Inggris |
Pare atau yang lebih dikenal dengan Kampung Inggris bukanlah nama asing bagiku. Bukan sekali atau dua kali aku mendengar nama itu, bahkan pernah menjadi topik obrolan bersama teman-teman kampus. Membayangkan bagaimana rasanya jika suatu hari dapat belajar disana. Konon di Pare kita yang tidak tahu sama sekali dengan Bahasa Inggris, jika belajar disana maka Bahasa Inggris kita akan cas cis cus layaknya orang Inggris asli.
Obrolan tentang Pare lambat laun memudar bahkan terlupakan hingga lulus kuliah. Satu bulan seusai wisuda, rasa bosan menghampiri. Belum terlintas sedetik pun untuk mencari kerja layaknya pengangguran baru seperti biasanya. Teringat jelas hari itu aku sedang asik menatap timeline instagram. Seorang teman kulihat memposting kegiatannya di Pare. langsung kuhubungi dia via inbox instagram.
"Fer, dirimu les di pare sampe kapan?"
selang berapa lama pesanku baru di balas.
" iya yak, baru seminggu disini. Ayo kesini, enak kok" ujarnya.
Percakapan berlanjut via BBM. Saat itu aku sudah tertarik dan tak sabar untuk kesana. Berbekal keywords "Kampung Inggris" akhirnya aku mendapatkan berbagai informasi. Ternyata aku tidak bisa langsung berangkat kesana sebab Pare hanya membuka pendaftaran hanya tanggal 10 dan 25 setiap bulannya. Saat itu pikiranku sudah bulat untuk ke Pare sekalian bisa explore Malang, Surabaya. Oh ya saat itu aku menggunakan banyak web sebagai referensi, salah satunya ini http://kampung-inggris.com/
Malamnya ku telpon orang tuaku, karena memang aku tidak tinggal bersama mereka. Kujelaskan niatku untuk pergi kesana, mengisi waktu luang sebelum memulai les IELTS ku di Palembang. OrangTuaku mulai bertanya banyak hal, mulai dari berapa biaya yang di butuhkan, bagaimana tinggal disana dsb. Setelah kujelaskan, Alhamdulillah orang tuaku menyetujui keinginanku.
Kegalauan muncul, bagaimana cara mendaftar dan sebagainya, aku kembali bertanya pada orang yang sama dan dia menyarankan untuk mendaftar via line. Setelah konsultasi via Line, admin menyarankan aku untuk memilih lembaga Global English http://kampung-inggris.co.id/ karena aku hanya bisa stay disana untuk 2 minggu. Setelah mendaftar aku mengonfirmasi bukti pembayaran via whats app dan admin GE langsung memberikan tanda pembayaran.
Keesokan harinya aku mulai hunting tiket pesawat dengan rute PLM-SUB, setelah dapat aku langsung menghubungi temanku di Jakarta karena aku akan transit kurang lebih 12 jam sebelum pesawat membawaku ke Surabaya. Tanggal 6 Oktober 2016 pesawatku transit di Jakarta setelah landing aku bergegas menuju Pol Damri, temanku sudah menunggu di stasiun gambir. Kupikir daripada manyun dibandara mending keluar. Keesokan paginya aku sudah kembali ke bandara dengan DAMRI yang sangat nyaman. Pukul 10.00 pagi aku sudah sampai ke Surabaya, segera kukabari Mb Nia, teman pendidikan bela negara dulu saat di Batam. Kebetulan dia asli Jawa Timur dan mengajar di Malang. Mb Nia sudah menunggu di Malang. Berbekal informasi dari dia aku segera menuju pol Damri menuju Bungur Asih. Lama perjalanan tidak membuatku lelah. Setibanya di Bungur Asih aku langsung mencari Bis jurusan terminal Arjosari Malang.
Sesampainya di Malang dan bertemu Mb Nia setelah kurang lebih 2 Tahun kami langsung bercengkrama, sedikit nostalgia masa pendidikan. Mb Nia mengajakku untuk langsung mencari kos an di dekat kampus brawijaya.
Aku sengaja datang lebih awal karena memang ingin mengeksplore Malang. Aku sudah sangat excited tapi apadaya Mb Nia yang kelelahan dan cuaca yang kurang mendukung membuatku tidak dapat kemana-mana. diKarenakan Sabtu ada wisuda akhirnya kami di ingatkan oleh pihak kos an bahwa kami tidak bisa memperpanjang karena sudah ada yang membayar.
Draamaaaa
Setelah pindah ke perumahan cengger ayam lupa juga tepatnya apa sebuah rumah kosong diperumahan Elit. Karena suatu hal pemiliknya menjual namun belum laku dengan kondisi listrik dan air padam cukup membuat aku takut.
Kami sepakat untuk tinggal disana, kami lalu mulai membereskan rumah tersebut. setelah Air dan Listrik hidup setelahdibelikanvoucher kami mulai mengepel dan berberes. Capek lelah melanda, Hujan tak kunjung reda. what a life
Malamnya ku putuskan untuk ke Batu bersama teman Mb Nia, baru selesai Sholat isya, lagi-lagi hujan turun. Sepertinya niatku mengexplore Batu malam itu belum terlaksana. Akhirnya kami memutuskan kembali pulang ke Malang.
Sebenarnya aku sudah ingin ke Pare saja saat itu. Namun Mb Nia masih mau mengajakku ke Pasar gajayana. Padahal itu sudah H-1 dan temanku sudah berulang kali bertanya kapan ke pare.
Setelah puas berkeliling kami langsung prepare, ya Mb nia ikut mengantarku ke Pare. Saat itu aku sudah deg-degan jam berapa lagi akan sampai ke Pare.
perjalanan kurang lebih 2 jam di Bis dengan ACC (angin cuma-cuma a.ka angin cepoy cepoi) kunikmati dengan takjub.
Pukul 2 akhirnya kami tiba di PARE...YEAAAY!!!!
terminal pare |
Namun aku belum bisa langsung ke tempat kursus, masih menunggu teman Mb Nia menjemput. Tak lama teman Mb Nia datang dan kami diajak kerumahnya. Selesai mandi sholat dan makan aku langsung minta antar ke tempat les, karena aku belum memilih camp mana bahkan program apa yang akan aku ambil.
Sementara Mb Nia masih asik mengobrol dengan temannya beserta istri Mas Sam.
Anyway anak Mas Sam imut lo haha
Saat itu hujan rintik cukup deras. Dengan berlarian aku menuju office dan mendaftar ulang. Setelah melengkapi form aku bertanya kapan aku harus placement test. Ternyata placement testnya setengah jam lagi dan aku diberikan buku saku.
Aku segera kembali ke mobil dan Mas Sam mengajak kami untuk minum kopi di kafe dekat dengan butik istrinya.
Yang ini mana bisa nolak haha apalagi
To be continue di part 2 ya gaes hehe
Jan bosan membaca dan komen
No comments:
Post a Comment