source : Google |
Last day sebelum pulang ke Palembang, aku memutuskan untuk pergi ke salah satu list yang ingin kukunjungi di Jawa timur yakni Gunung Bromo. Gunung Bromo adalah sebuah gunung api aktif yang memiliki ketinggian 2.329 mdpl. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan
kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter
(utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah
bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.
Awalnya kukira akan melewatkan saja kesempatan ini mengingat pada saat itu status gunung bromo sedang berstatus siaga. Aku yang sudah hopeless ini ternyata mendapatkan kejutan, ternyata teman baruku yang sebenarnya orang Palembang ini pernah KKN di desa Ngadas. Desa terakhir menuju ke gunung Bromo.
*pst menurut Iib begitu dia ku panggil, untuk menuju kebromo tidak diperbolehkan membawa mobil pribadi, jadi memang harus menggunakan mobil jeep yang disewakan atau yang biasanya digunakan oleh tur di gunung bromo.
Tibalah kami di gerbang desa Ngadas dan berhubung Iib kenal dengan penjaga yang merupakan warga desa Ngadas, kami dipersilahkan masuk tanpa harus membayar uang masuk. Mobil terus melaju, ternyata desa Ngadas masih cukup jauh dari gerbang tadi.
Ditengah perjalanan aku mulai paham mengapa mobil pribadi tidak dianjurkan disini, mengingat jalan menuju kesana memang sempit dan kiri-kanannya adalah jurang. Walaupun jalanan sudah beraspal tetap harus waspada tingkat tinggi, selain itu masalah yang sangat menganggu sepanjang perjalanan adalah embun yang menutup kaca mobil. Embun tebal menghalangi pandangan sehingga sangat berbahaya. Sesekali, kami juga harus menepikan mobil jika berpapasan dengan truk pembawa sayur.
Setelah sampai di Desa Ngadas, pemandangan sangat indah terhampar didepan mata, lereng hijau yang ditanami berbagai sayuran serta hawa dingin yang sangat menusuk membuatku berkali-kali mengusapkan kedua telapak tangan. Menurut Temanku, saat KKN baju yang dicuci akan kering setelah beberapa hari dianginkan, sebab disini sinar matahari kalah oleh hawa dingin Gunung bromo.
Kami melanjutkan perjalanan menuju (seperti) rest area, yang terdapat beberapa warung yang menjual makanan, syal, topi dan pernak pernik Bromo. Disinilah kami berhenti dan menunggu hujan reda sekaligus mencari sewa motor untuk menuju ke Bromo. Walaupun saat itu statusnya siaga ternyata kegiatan para penjual disini masih buka seperti biasa. Ternyata hari itu cukup sepi, kami hanya bertemu 1 rombongan Mahasiswa yang sudah turun dari Bromo di rest area.
Setelah deal dengan Harga Rp. 150.000 dan hujan sudah reda, turunlah kami menuju ke Bromo. Waktu saat itu kira -kira pukul 01.00 dan rasanya tidak ada bedanya antara pagi dan siang disini. Pak Man dan teman-temannya yang mengantarkan kami ternyata sudah kenal juga dengan Iib. Alhasil perjalanan menjadi lebih menyenangkan dan obrolan ringan pun mengisi waktu menuju Bromo.
BUKIT TELETUBIES
Setelah jalanan beraspal, kami mulai menuruni jalanan beton sebelum melewati jalanan pasir. Tibalah kami di Bukit Teletubies. Mengapa dikatakan bukit Teletubies... i dont know too hehe. Tapi kayaknya karena ada sebuah bukit yang dipenuhi rumput-rumputan hijau yang menyerupai bukit di film teletubies yah hehehe. Oya jika kamu ikut open trip Sunrise di Bromo, spot ini akan kamu temukan saat sunrise sebab ada beberapa jalur untuk menuju ke Bromo. yah berhubung ga ikut open trip atau tur bromo kami memulai perjalanan dari bukit Teletubies.
Bukit Teletubies |
PASIR BERBISIK
Setelah mengambil beberapa photo kami melanjutkan perjalanan. yaps akhirnya sampai juga kesebuah tempat yang dinamakan Pasir berbisik hehe.
Apakah pasirnya benaran berbisik...
Of course Not!!!
mengapa dinamakan berbisik mungkin hanya terhampar lautan pasir disini hehe kami tidak stop disini, karena menurut temanku masih ada spot yang lebih kece. Akhirnya akupun berbisik pada pasir " Bye Pasir nanti kami kembali".
Walaupun di sini penuh hamparan pasir, ternyata ga seperti yang dibayangkan bakal berdebu, yaps mungkin karena memang cuaca mendung dan hujan yang turun membuat pasir betah dan tidak melayang-layang hehe.
perjalanan mengarungi lautan pasir |
PURA LUHUR POTEN & AROMA EEK KUDA
Dari kejauhan aku sudah melihat bangunan ini merasakan penasaran dan merasakan dejavu. Why... karena aku ini anak yang hobi baca, terutama dongeng atau buku legenda. Ingatanku masih benar-benar kuat mengenai legenda gunung Bromo ini. aku menanyakan pada driver apakah bangunan pura ini masih dipakai untuk kegiataan keagamaan. Dari penuturannya ternyata pura ini masih aktif digunakan untuk kegiatan-kegiatan adat yaitu Upacara adat kasadah Bromo yang dilaksanakan setahun sekali. Upacara ini dilakukan oleh suku tengger yakni salah satu suku tertua di pulau Jawa yang mendiami kawasan gunung Bromo ini. Dalam Upacara ini hasil bumi dan terkadang ternak juga dilemparkan kedalam kawah gunung Bromo sebagai bentuk syukur dalam agama Hindu. Sebenarnya ada kisah dibalik Gunung Bromo ini silahkan aja yah dicari hehe.
Pura Luhur Poten |
Sebelum menuju ke Pura sepeda motor kami harus di parkir dibawah sehingga kami harus melanjutkan dengan berjalan kaki. Disinilah perjuangan dimulai hehe. i mean ga hanya perjuangan fisik karena bakal mendaki, tapi yahhh as you know guys, sepanjang perjalanan aja saja tumpukan batubara eekkuda yang bertebaran indah dengan aroma yang meluluhlantakan pertahanan selembar masker hahhaa. and one think you should remembahhh akan selalu ada yang nawarin buat naik pakai Kuda haha. Aku sih lebih malah jalan bro mengingat keuangan yang semakin menipis haha.
welcome to Pura Luhur Poten |
UKIRAN DIPENANJAKAN BROMO
Saat akan memulai pendakian ternyata ada satu yang menarik mata, di dinding tebing ini terdapat pahatan berupa muka, burung dll. Gambaran pahatannya menurutku sangat artistik dan sayang dilewatkan. Bisa dikatakan sebagai Vandalisme tapi dalam hal positif hehehe.
Aku melanjutkan pendakian bersama Pak Man, kebetulan hari ini sangat sepi dan di puncak hanya terlihat 2 orang yang sedang berusaha turun. Nampak puncak Bromo makin dekat tapi nyatanya perjalanan masih panjang. Sesekali aku berhenti sejenak mengatur nafas, mungkin karena dingin walau sudah capek ternyata tidak berkeringat haha.
duo palembang mendaki Bromo haha |
Berpose di depan Gunung Batok |
ini dia Pak Man yang mengantar kami ke puncak kawah Gunung Bromo |
Akhirnya setelah perjalanan menanjak dan lag-lagi disuguhi tumpukan eek kuda hihi finaly sampai ke anak tangga pertama..you know what makes me happy...
wait until i reached the top yahhh
sang driver memutuskan berhenti dan menunggu di tangga menuju kawah |
Karena erupsi gunung ini terlihat sepi, ditambah dengan rintik hujan membuat trek naik lebih susah karena anak tangga yang tertimbun oleh pasir. Dari anak tangga sudah bisa terdengar suara gemuruh dari dalam kawah gunung Bromo.
Bukan action tapi emang realnya duhh membutuhkan perjuangan yang berat sekali. Tangga yang tertimbun pasir dan licin karena masih terdapat genangan air hujan membuat semuanya lebih sulit. Tapi semangat ga pernah padam buat menyaksikan kawahnya Bromo. Semangat!!
Dan i believe tiada hasil yang mengkhianati usaha guys, disinilah aku menikmati kesyahduan alam bersama gemuruh kawah Bromo. Finally i did it!!!! but the most epic moment is....
Yaps! Nobody yes i see noone in the top of mountain!
The truth that i always remember hehe.
Berkah plus plus ini namanya hehe, sedari awal sudah hopeless ternyata disini bisa menikmati bromo sesuka hati walau ga berlama-lama karena masih erupsi.
Kawah Gunung Bromo |
taken pict diatas gunung Bromo dan disamping gunung Batok |
jika dilihat dari atas seperti ini, Gunung Batok yang terletak persis disamping gunung Bromo nampak seperti gundukan tanah yang begitu mudah di jangkau.
But, the real facts it is not look like that guys!
Gunung Batok bersebelahan dengan gunung Bromo dan Gunung Semeru. Gunung ini memiliki ketinggian 2.440 meter di atas permukaan laut dan berada di antara empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang.
Gunung ini merupakan salah satu gunung mati atau tidak aktif yang
terletak di kawasan pegunungan Tengger. Gunung Batok termasuk dalam
kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Dari ketinggian ini terlihat Pura yang semakin kecil hehe. what a beautiful journey and beautiful life.
Thanks to God for this chance yeay!
Usai menikmati Keindahan dari atas Bromo, aku dan temanku beserta Pak Man segera turun dan kali ini kami memilih untuk tidak lewat tangga mengingat resiko yang lebih besar ketimbang naik. Turunlah kami melalui sisi tangga dan beristirahat di dekat pura luhur poten. Tampak seekor kuda sedang beristirahat di belakang pagar pura
Dalam perjalanan turun, kami berjumpa dengan sepasang bule dan pakle haha yang akan mendaki. Mencoba untuk mengetes ilmu hehe masih fresh from the oven dari Pare lo ini wkkww, akhirnya kami berkenalan dan seperti local people lainnya,,, yaps apalagi kalo bukan Photo bareng haha
LAVENDER & EDELWEIS
Setelah sampai di dekat parkiran motor, ada seorang penjual bunga. ga pernah kepikiran sebelumnya bakal ketemu sama bunga ini. Mengingat dan sepengetahuanku Bunga Edelweis ini sudah punah dikawasan gunung Bromo. dan Voila dugaanku benar, bunga ini dibawa dari jauh yakni dari Gunung Semeru. Ferisa, partner trip kali ini terlihat sangat antusias dan langsung menawar bunga. Penawaran berlangsung alot haha sehingga akhirnya aku ikut membeli dan menawar bunga terakhir yang di bawa oleh penjual Bunga. Taraaaa edelweis in ma hen haha
gadis penjual bunga di kaki Gunung Bromo haha |
POHON SATU
Dalam perjalanan pulang kami menyempatkan untuk singgah sejenak di Pohon satu. Konon asal namanya karena Pohon ini merupakan satu-satunya pohon yang hidup di hamparan lautan pasir ini. Jadi cukup beralasan jika disebut pohon satu.
Setelah berpose ria di Pohon satu kami melanjutkan perjalanan dan berhenti disalah satu spot di tengah lautan pasir yang memiliki undakan seperti tugu kecil di sepanjang jalannya.
Dan bersiap-siaplah menyaksikan kenarsisan 3 umat Manusia
kita lagi bahas tentang proyek Hotel bintang 10 wkkw |
para artis gagal audisi Hollywood |
disaat udah keren-kerennya, ada aja yang nyeleneh hahaa |
Mencari harta karun |
"Disini tidak salah lagi disinilah harta karun itu tersembunyi"
Begitulah kira-kira percakapan pose absurd diatas haha.Selesai sudah perjalanan kali ini di Gunung Bromo, walau hujan dan dingin yang menerpa akhirnya tercapai juga kesini. Sayonaara Bromo doakan aku kembali agar bisa menikmati Sunrise indahmu suatu saat.
kabut dan hawa dingin dalam perjalanan pulang |
No comments:
Post a Comment